Repository Karya Dosen



PENGUATAN PERAN KADER KESEHATAN DAN TOKOH MASYARKAT DALAM “ TOSS “ ( TEMUKAN TBC OBATI SAMPAI SEMBUH) MELAUI EDUKASI PENGGUNAAN BUSAKA TBC DI DESA MULYOARJO KEC. LAWANG – KAB. MALANG

Laporan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
Kumpulan : Jurnal Ilmiah (Non-Kategori) [Indonesia]
Edisi/Volume : ,
Pengarang : Budiono, SKp. M.Kes., Dra Mustayah, M.Kes., Sumirah Budi Pertami, SKp.M.Kep
Klasifikasi/Subjek : ,
Penerbitan : Poltekkes Malang, Malang: 2019.
Bahasa : Indonesia
PENYIMPANAN
Lokasi : PUSAT-25-A-
Jumlah : 1

Abstraksi

RINGKASAN Tuberkulosis (tb) atau tbc adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman tb (mycobacterium tuberculosis), sebagian besar kuman tb menyerang paru paru, tetapi dapat juga menyerang organ atau bagian tubuh lainya, seperti tulang, kelenjar, kulit dll. Tb dapat menyerang siapa saja terutama usia produktif (15 – 50 th) dan anak. Tb sering menimbulkan kematian pada pasien apabila tidak diobati, dimana 50% dari pasien tb akan meninggal setelah 5 tahun. Upaya untuk meningkatkan angka penemuan kasus tb dapat dilakukan oleh masyarakat dan semua tenaga kesehatan. Upaya yang bersumber dari masyarakat umumnya memperkuat tenaga kesehatan sehingga masyarakat juga dapat dilibatkan dalam meningkatkan penemuan kasus tb, salah satunya adalah melalui kader kesehatan, dan tokoh yang harus dianggap sebagai mitra atau partner kerja. Kader kesehatan dan tokoh masyarakat adalah anggota masyarakat yang dipercaya untuk menjadi pengelola upaya kesehatan masyarakat (notoatmodjo, 2010). Salah satu upaya untuk menemukan kasus tb (case detection rate = cdr) dan angka keberhasilan pengobatan (success rate = sr), yaitu dengan cara mengikut sertakan keterlibatan masyarakat termasuk salah satu peran kader dan tokoh masyarakat yang perlu diperkuat, dengan memberikan edukasi kepada kader kesehatan dan tokoh masyarakat dengan menggunakan “ busaka tb “ buku saku kader tuberkulosisi. Melalui pemberdayaan masyarakat ini diharapkan dapat menurunkan dan mencegah terjadinya penularan kasus tb sehingga dapat mengurangi ketergantungan masyarakat kepada petugas kesehatan untuk memecahkan masalah kesehatan mereka. Tujuan pengabmas ini setelah pendapatkan pelatihan selama 3 sampai 4 pertemuan penemuan kasus tb (case detection rate = cdr) dan angka keberhasilan pengobatan (success rate = sr) di desa mulyoarjo sesuai dengan target penecapai yang ditetapkan puskesmas lawang. Metode yang digunakan adalah bersifat persuasif edukatif, dengan menggabungkan metode teknik penyuluhan, teknik pelatihan, dan teknik pendampingan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Tahap yang terakhir adalah tahap evaluasi, evaluasi akan dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan pada tingkat pengetahuan kader kesehatan dapat dilihat dari hasil pre - post test menggunakan kuesioner tentang penyakit tuberkulosis (tbc). Terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan,sikap dan tindakan kader kesehatan tentang masalah –masalah yang berhubungan dengan penyakit TB dari sebagain besar berpengetahua kurang setelah diberikan edukasi dengan menggunakan “BUSAKA TB “ menjadi sebagaian besar berpengetahuan baik , dan Ditemukan dua kasus baru pada warga masyarakat desa Mulyoardjoa yang memiliki tanda-tanda dan gejala penyakit TB, dengan hasil pemeriksaan dahak/sputum positif (+) TB



Lampiran

File Abstraksi : [ Unduh ]