Karya Tulis Ilmiah



GAMBARAN EMOSI PADA REMAJA YANG MENGALAMI BROKEN HOME DI WILAYAH KOTA MALANG (Studi Kasus Deskriptif Eksploratif)

Prodi : POLTEKKES KEMENKES MALANG PRODI DIII KEPERAWATAN
Pengarang : ANNISA’ NURHIDAYAH
Dosen Pembimbing : Pembimbing (Utama) Dyah Widodo, S.Kp, M.Kes, (Pendamping) A. Zani Pitoyo, SST, M.Kes.
Klasifikasi/Subjek : , Emosi, Remaja, Broken Home
Penerbitan : , Malang: 2013.
Bahasa : Indonesia
PENYIMPANAN
Lokasi : PUSAT-33-A-
Jumlah : 0

Abstraksi

ABSTRAK Gambaran Emosi pada Remaja yang Mengalami Broken Home di Wilayah Kota Malang. Annisa’ Nurhidayah (2013). Karya Tulis Ilmiah Deskriptif Studi Kasus. Program Studi Keperawatan Malang. Jurusan Keperawatan. Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang. Pembimbing (Utama) Dyah Widodo, S.Kp, M.Kes, (Pendamping) A. Zani Pitoyo, SST, M.Kes. Kata Kunci : Emosi, Remaja, Broken Home Broken Home dapat mempengaruhi perkembangan emosi remaja. Remaja yang mengalami broken home cenderung memiliki jenis emosi patologis yaitu kemarahan, kesedihan dan ketakutan. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran emosi pada remaja yang mengalami broken home di wilayah Kota Malang. Metode penelitian ini adalah studi kasus. Subyek penelitian adalah remaja yang mengalami broken home (perceraian) sebanyak 3 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Teknik analisa data kuantitatif untuk mengetahui jenis emosi, untuk penyebab, dampak, dan cara mengatasi emosi di analisa secara kualitatif. Hasil studi kasus diperoleh 2 subyek penelitian memiliki jenis emosi kesedihan, 1 subyek penelitian memiliki jenis emosi kemarahan, penyebab kesedihannya yaitu teringat oleh masa lalu saat keluarga masih harmonis, penyebab kemarahannya yaitu kecewa dengan keadaan saat ini, dampak emosi subyek I yaitu sulit berkonsentrasi saat belajar dan prestasi di sekolah menurun, subyek II yaitu prestasi di sekolah menurun, membanting-banting barang, dan berantem, subyek III yaitu sulit berkonsentrasi saat belajar, prestasi di sekolah menurun, dan menangis, cara mengatasi emosi pada subyek I dengan bermain futsal, subyek II dengan bermain track-trackan (kebut-kebutan) dan merokok, subyek III dengan beribadah dan menulis diary. Jadi, subyek I dan III mampu mengendalikan emosinya dengan hal-hal yang positif (mekanisme koping adaptif) sedangkan subyek II kurang mampu mengendalikan emosinya dengan hal-hal yang positif (mekanisme koping maladaptif). Rekomendasi dari studi kasus ini, diharapkan subyek penelitian dapat meningkatkan pengendalian emosinya ke arah yang lebih baik (positif).



Lampiran