Karya Tulis Ilmiah



SUBSTITUSI PASTA LABU KUNING (Cucurbita moschata) DAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oliefera) TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK BISCUIT SEBAGAI MAKANAN SELINGAN REMAJA PUTRI ANEMIA

Prodi : PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI
Pengarang : NURUL HIDAYATI
Dosen Pembimbing : Maryam Razak
Klasifikasi/Subjek : , Anemia, biscuit, pasta labu kuning, tepung daun kelor
Penerbitan : , Malang: 2017.
Bahasa : Indonesia
PENYIMPANAN
Lokasi : ---
Jumlah : 0

Abstraksi

ABSTRAK Nurul Hidayati. 2017. Substitusi Pasta Labu Kuning (Cucurbita moschata) dan Tepung Daun Kelor (Moringa oliefera) terhadap Mutu Organoleptik Biscuit sebagai Makanan Selingan Remaja Putri Anemia. Pembimbing : Maryam Razak. Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang dapat diderita oleh semua kelompok umur, mulai bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa dan lansia. Remaja adalah salah satu kelompok umur yang rentan terhadap anemia. Depkes (2011) menyatakan prevalensi anemia yang terjadi di Indonesia cukup tinggi pada remaja putri, yaitu 26,5%. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah anemia yang dapat dilakukan selain pemberian tablet Fe oleh pemerintah, yaitu dengan meningkatkan asupan besi dan vitamin A berbasis pangan lokal dalam bentuk pengembangan produk pangan sumber zat besi dan vitamin A. beberapa bahan pangan tersebut adalah kelor dan labu kuning. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui substitusi pasta labu kuning dan tepung daun kelor terhadap mutu organoleptik, kadar zat gizi, dan nilai energi biscuit untuk remaja putri anemia. Jenis penelitian eksperimental laboratorium dengan menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan penelitian adalah substitusi tepung terigu, pasta labu kuning dan tepung daun kelor pada biscuit. Menggunakan 4 taraf perlakuan dengan 3 kali replikasi. Perbandingan antara tepung terigu, pasta labu kuning, dan tepung daun kelor, yaitu 100 : 0 : 0 (P0), 70 : 20 : 10 (P1), 65 : 10 : 25 (P2), dan 50 : 30 : 20 (P3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi pasta labu kuning dan tepung daun kelor memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mutu organoleptik warna, rasa, dan tekstur, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap mutu organoleptik aroma. Taraf perlakuan dengan proporsi tepung terigu, pasta labu kuning dan tepung daun kelor yaitu sebesar 50 : 30 : 20 (P3) merupakan taraf perlakuan terbaik karena mendapatkan nilai tertinggi dari hasil indeks efektivitas. Dalam 100 gram biscuit taraf perlakuan terbaik memiliki kandungan protein 9,48 gram, lemak 20,97 gram, karbohidrat 62,01 gram, energi sebesar 474,66 kalori, Fe 44,02 ppm, dan total karoten 66,33 μg/g. berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ini, disarankan dilakukan penelitian lanjutan untuk memperbaiki proses penepungan daun kelor agar menghasilkan tepung daun kelor yang lebih halus sehingga tekstur biscuit substitusi pasta labu kuning dan tepung daun kelor yang dihasilkan tidak mengalami penurunan tingkat kesukaan. Kata kunci : Anemia, biscuit, pasta labu kuning, tepung daun kelor, mutu organoleptik, taraf perlakuan terbaik, kadar zat gizi dan nilai energi.



Lampiran

File BAB-1 : [ Unduh ]

File BAB-2 : [ Unduh ]

File BAB-3 : [ Unduh ]

File BAB-5 : [ Unduh ]

File Daftar Pustaka : [ Unduh ]