Karya Tulis Ilmiah



PENGARUH PELAKSANAAN CUCI TANGAN BEDAH TERHADAP JUMLAH KUMAN PADA TANGAN PERAWAT INTRUMENTATOR DI RUMAH SAKIT LAVALETTE MALANG

Prodi : PRODI DIV KEPERAWATAN PERIOPERATIF
Pengarang : Muhammad Amin
Dosen Pembimbing : Roni Yuliwar, S.Kep. Ns M. Ked
Klasifikasi/Subjek : , Cuci Tangan Bedah, Jumlah Kuman, Tangan Perawat Instrumentator
Penerbitan : , Malang: 2017.
Bahasa : Indonesia
PENYIMPANAN
Lokasi : ---
Jumlah : 0

Abstraksi

ABSTRAK Muhammad Amin (2017), Pengaruh Pelaksanaan Cuci Tangan Bedah Terhadap Jumlah Kuman Pada Tangan Perawat Intrumentator di Rumah Sakit Lavalette Malang., Skripsi, Program Studi D-IV Keperawatan Minat Perioperatif, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang. Pembimbing (Utama) Roni Yuliwar, S.Kep. Ns M. Ked, (Pendamping) Fiashriel Lundy S.Kep. Ns M.Kes Kata Kunci : Cuci Tangan Bedah, Jumlah Kuman, Tangan Perawat Instrumentator Dampak infeksi luka operasi dapat memperlama masa rawat inap pasien di rumah sakit (Legth Of Stay), dirawat inap kembali (Re Admission), menambah biaya perawatan di rumah sakit, dan menimbulkan komplikasi yang berat. Pada umumnya infeksi luka operasi dapat di cegah melalui perawatan yang baik pada pra operatif, intra operatif dan pasca operatif. Peluang terjadinya infeksi akan menurun seiring dengan kepatuhan terhadap prinsip aseptik selama prosedur pembedahan salah satunya dengan cuci tangan bedah dengan benar. Tujuan Peniltian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan cuci tangan bedah terhadap jumah kuman pada tangan perawat instrumentator di Rumah Sakit Lavalette Malang. Populasi dalam penilitian ini adalah perawat instrumentator yang akan melakukan tindakan pembedahan. Jenis penilitian quasi experiment dengan jenis rancangan pre-test and post-test design teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan sampel sebanyak 11 oang. Pengumpulan data dilakukan dengan mengobservasi terlebih dahulu jumlah kuman dengan swab setelah itu melakukan cuci tangan bedah dan kembali di observasi jumlah kuman, kemudian data yang didapatkan ditabulasi dan dilakukan uji Wilcoxon. Sebelum dilakukan cuci tangan bedah didapatkan jumlah kuman rata-rata 105 setelah dilakukan cuci tangan bedah didapatkan hasil rata-rata sejumlah 12 kuman. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata jumlah kuman sebelum dan sesudah cuci tangan bedah. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon didapatkan hasil yang signifikan, yaitu 0.021 dengan tingkat signifikasi 0,05. Dengan hasil p value<0,05, maka H1 diterima atau ada perbedaan hasil antara sebelum dan sesudah dilakukan cuci tangan bedah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cuci tangan bedah berpengaruh terhadap jumlah kuman pada tangan perawat instrumentator. Diharapkan perawat instrumentator melakukan cuci tangan bedah dengan benar untuk mengurangi jumlah kuman di tangan perawat tim instrument untuk mengurangi komplikasi yang ditimbulkan seperti infeksi luka operasi. Bagi peniliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian lanjutan dengan menganalisa kualitas air yang di gunakan rumah sakit terkait dan meneliti hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan cuci tangan bedah.



Lampiran