POTENSI TAKOKAK (SOLANUM TORVUM SWARTZ) SEBAGAI ANTIKANKER
Kumpulan |
:
Jurnal Ilmiah (Non-Kategori) [Indonesia] |
Edisi/Volume |
:
, |
Pengarang |
:
Dr Nur Rahman, STP MP Prof. Widodo, S.Si MSi PhD Med Sc Dr T. Nurul Hakimah, SST Mkes Hasan Aroni, SKM MPH Dr. Nursama Heru A, SSi, MSi |
Klasifikasi/Subjek |
:
, |
Penerbitan |
:
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, Malang: 2020.
|
Bahasa |
:
Indonesia |
PENYIMPANAN |
Lokasi |
:
PUSAT-24-A- |
Jumlah |
:
1 |
Abstraksi
Menurut Riskesdas tahun 2010 prevalensi nasional penyakit tumor/kanker
adalah sebesar 1,4%. Diantara penyakit yang tidak menular, penyakit kanker
menduduki peringkat ke 4 setara dengan penyakit diabetes melitus dengan
prevalensi sebanyak 10,2% (n=2.285) setelah penyakit stroke, hipertensi, dan
jantung iskemik. Penyakit kanker merupakan penyebab kematian ke 6 setara
dengan penyakit diabetes melitus sebesar 5,7% setelah penyakit stroke,
tuberkolosis, hipertensi, cedera dan perinatal. Kanker termasuk dalam urutan
nomer dua di dunia penyebab kematian yaitu sekitar 13% setelah penyakit
kardiovaskular (Riskesdas 2013).
Jumlah penderita kanker di Indonesia diperkirakan terus meningkat dari
tahun ke tahun dengan perkiraan jumlahnya akan mencapai 12 juta jiwa pada
tahun 2030. WHO juga menyebutkan setiap tahun ada sekitar 6,25 juta orang
penderitan kanker baru dan jumlah ini akan terus meningkat jika tidak ada
tindakan penanganan maupun pencegahan terhadap penyakit kanker (WHO,
2008).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi makanan diet
tinggi buah dan sayuran akan melawan penyakit kanker. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah dapat menurunkan kurang lebih
20-23 persen kanker paru (Donaldson, 2004).
Senyawa antioksidan ini dapat mencegah penyakit kanker maupun
penyakit tidak menular lainnya. Sumber antioksidan dapat diperoleh dari
antioksidan alami. Sumber antioksidan alami dapat berasal dari tumbuhan, salah
satunya adalah berasal dari sayuran indigenous yaitu contohnya buah takokak.
Buah takokak (Solanum torvum Swartz.) merupakan salah satu bagian dari
tanaman takokak yang biasanya dapat dimakan (edible portion). Bagian tanaman
ini diketahui mengandung glukoalkaloid, solasonine, sterolin (sitosterol-D
glucoside), protein, lemak, dan mineral (Yuanyuan et al. 2009). Buah takokak pun
mengandung berbagai jenis vitamin, seperti vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C
(Sirait 2009). Adanya kandungan komponen-komponen bioaktif itulah, buah
takokak dapat berfungsi sebagai antioksidan, kardiovaskuler, aktivitas agregasi
2
2
anti-platelet, aktivitas antimikroba manusia dan isolat klinik dan sedatif, digestif,
hemostatik, serta aktivitas diuretik (Agrawal et al. 2010). Komponen bioaktif
yang berperan sebagai antioksidan dapat berasal dari senyawa fenolik dan
senyawa non fenolik. Seperti penelitian Rahmat (2009) yang menyatakan bahwa
buah takokak mengandung senyawa fenolik berupa flavonoid, yaitu flavonol
(quercetin, miricetin, dan kaempferol) dan flavon (luteolin dan apigenin). Menurut
Apriady (2010) bahwa buah takokak juga mengandung asam fenolat (asam
klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) yang merupakan senyawa fenolik.
Komponen bioaktif yang berperan sebagai antioksidan dapat berasal dari
senyawa fenolik dan senyawa non fenolik. Seperti penelitian Rahmat (2009) yang
menyatakan bahwa buah takokak mengandung senyawa fenolik berupa flavonoid,
yaitu flavonol (quercetin, miricetin, dan kaempferol) dan flavon (luteolin dan
apigenin). Menurut Apriady (2010) bahwa buah takokak juga mengandung asam
fenolat (asam klorogenat, asam kafeat, dan asam ferulat) yang merupakan
senyawa fenolik. Buah takokak memiliki kandungan total asam fenolat tertinggi
kedua setelah kedondong cina, yaitu sebesar 179.11 mg/100 gram dry basis.
Selain itu, buah takokak memiliki total antosianin sebesar 22.09 mg/100 gram dry
basis (Kurniasih 2010). Nilai konsentrasi antosianin yang diteliti oleh Kurniasih
(2010) memiliki konsentrasi antosianin tertinggi kedua setelah bunga
kecombrang. Kemudian, senyawa antioksidan buah takokak juga mengandung
senyawa non fenolik berupa karotenoid dan asam askorbat.
Menurut penelitian Kikuzaki dalam jurnal Ratnawati (2013) menunjukkan
bahwa fraksi etil asetat daun takokak memiliki aktivitas penangkap radikal bebas
paling kuat dengan nilai EC50 sebesar 7,710 μg/ml, karena dalam fraksi etil asetat
memilki senyawa yang bersifat sebagai antioksidan yaitu polifenol, flavonoid, dan
kuinon,alkaloid, onoterpenoid dan steroid, berdasarkan hasil skrining fitokimia .
Oleh karena itu berdasarkan uraian diatas akan dilakukan penelitian
tentang bioaktif takokak atau Solanum Torvum pada pasien kanker kemoterapi.
3
Lampiran
File Abstraksi : [ Unduh ]