ANALISIS FAKTOR BUDAYA DAN SOSIAL EKONOMI TERHADAP KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI WILAYAH PUSKESMAS PATRANG KABUPATEN JEMBER
Kumpulan |
:
Jurnal Ilmiah (Non-Kategori) [Indonesia] |
Edisi/Volume |
:
, |
Pengarang |
:
ENI SUBIASTUTIK, S.Kep. Ns, M.Sc., GUMIARTI, SST., MPH, SYISKA ATIK MARYANTI, SSiT.,M.Keb |
Klasifikasi/Subjek |
:
, Faktor sosial budaya, sosial ekonomi, ASI Eksklusif |
Penerbitan |
:
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG, Malang: 2018.
|
Bahasa |
:
Indonesia |
PENYIMPANAN |
Lokasi |
:
PUSAT-25-A- |
Jumlah |
:
1 |
Abstraksi
ABSTRAK
Tidak diragukan lagi bahwa ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, karena kandungan nutriennya sangat sesuai dengan apa yang dibutuhkan bayi. ASI juga mengandung zat kekebalan, sehingga melindungi bayi dari beberapa penyakit. Berdasarkan data di wilayah Puskesmas Patrang Kabupaten Jember tercatat pada tahun 2016, cakupan ASI esklusif sebesar 58%. dan pada tahun 2017 cakupan ASI sebesar 62%. Selanjutnya dari hasil studi pendahuluan pada tanggal 16 April 2018 melalui metode wawancara terstruktur tentang pemberian ASI pada neonatus pada 10 ibu nifas, sebanyak 7 ibu tidak memberikan ASI secara maksimal, 3 ibu memberikan cairan madu/ gula/ susu formula karena merasa ASInya tidak keluar banyak dan bayi rewel, dan pada usia bayi 4 bulan sudah diberikan makanan tambahan bubur cair dan pisang. Tidak memberikan ASI tepat waktu dengan alasan merasa ASI dianggap tidak mencukupi dan ada sebagian yang mengatakan kolostrum harus dibuang karena kotor. Serta pemberian makanan sebelum bayi usia < 6 bulan karena menurut ibu bayi sering menangis. Bayi yang tidak diberikan ASI secara optimal antara lain ; bayi mudah sakit sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi ( stunting ), alergi, diare, konstipasi, bounding ibu-bayi kurang, pengeluaran keluarga meningkat untuk membeli susu fomula (Roesli U,2004). Keberhasilan pemberian ASI sangat perlu dukungan dari pasangan, keluarga, petugas kesehatan, serta pihak lain yang dapat meningkatkan progran peningkatan ASI. Desain yang digunakan adalah Analitik dengan metode pengambilan sampel secara Simple Random Sampling, populasi sebanyak 57 ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan, jumlah sampel 50 orang yang sudah memenuhi kriteria inklusi. Uji statistik menggunakan Chi Square dengan nilai p =0,096 untuk sosial budaya, yang berarti tidak ada hubungan dengan keberhasilan ASI eksklusif, sedangkan nilai p=0,05 untuk sosial ekonomi yang berarti ada hubungan dengan nilai keeratan sedang ( KK= 0,5). Pemberian ASI eksklusif minimal 6 bulan kepada bayi penting ditekankan kepada ibu melalui penyuluhan secara rutin, dukungan dari suami dan keluarga, serta masyarakat yang ada dilingkungannya. Pemberian ASI secara eksklusif terbukti dapat membantu perekonomian keluarga, karena tidak usah membeli, meningkatkan imunitas bayi, mencerdaskan, serta meningkatkan ikatan ibu dan bayi.
Kata Kunci: Faktor sosial budaya, sosial ekonomi, ASI Eksklusif
Lampiran
File Abstraksi : [ Unduh ]