PEMBERDAYAAN IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI BAGI BADUTA DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI KOTA MALANG
(Lanjutan Edukasi Gizi Ibu Menyusui tahun 2018)
Kumpulan |
:
Jurnal Ilmiah (Non-Kategori) [Indonesia] |
Edisi/Volume |
:
, |
Pengarang |
:
I DEWA NYOMAN SUPARIASA, MPS., BASTIANUS DODDY RIYADI, SKM, MM., ARSINAH HABIBAH FITRIAH, SST, M.P.H |
Klasifikasi/Subjek |
:
, |
Penerbitan |
:
Poltekkes Malang, Malang: 2019.
|
Bahasa |
:
Indonesia |
PENYIMPANAN |
Lokasi |
:
PUSAT-25-A- |
Jumlah |
:
1 |
Abstraksi
RINGKASAN
Program pembangunan kesehatan di Indonesia, dewasa ini masih
diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan, utamanya pada
kelompok paling rentan kesehatan, yaitu ibu hamil, ibu bersalin dan nifas (ibu
menyusui), serta bayi pada masa pranatal. Hal ini ditandai dengan masih
tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Tingginya
AKI dan AKB disebabkan karena ketidak berdayaan seorang ibu dalam
memutuskan untuk mendapatkan pertolongan medis apabila terjadi permasalahan
pada kehamilan dan bayinya. Pengetahuan dan keterampilan ibu tentang
kesehatan ibu dan anak juga perlu ditingkatkan agar permasalahan kesehatan
bagi
ibu dan anak
dapat teratasi. Data pemantauan status gizi di Indonesia
(2017) menunjukkan cakupan pemberian ASI eksklusif masih rendah (35,7%)
yang masih jauh dari target cakupan ASI eksklusif yang ditetapkan WHO dan
Kemenkes (50%). Menurut data Riskesdas, tingkat stunting di Indonesia tertinggi
kedua di Asia Tenggara, bahkan lebih tinggi dari beberapa negara Afrika, dan
satu dari tiga balita Indonesia menderita stunting. Stunting merupakan masalah
kurang gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang
cukup
lama
(periode
1000
HPK)
sehingga
mengakibatkan
gangguan
pertumbuhan (tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya).
Salah satu upaya untuk dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada
ibu adalah melalui Pemberdayaan Ibu dalam pemberian MP-ASI bagi anak
bawah dua tahun. Untuk maksud tersebut kegiatan pengabdian kepada
masyarakat tentang Pemberdayaan ibu dalam pemberian MP-ASI bagi baduta
perlu dilakukan sebagai dukungan terhadap program Kesehatan Ibu dan Anak di
Kota Malang serta untuk mencegah terjadinya stunting dengan memperbaiki
status gizi ibu dan anak di periode 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk
memberdayakan ibu agar dapat memberikan MP-ASI yang tepat dan sehat bagi
anak dengan manfaat yang ingin diperoleh agar terjadi peningkatan pengetahuan
dan
keterampilan
dalam
mempersiapkan
dan
mengolah
MP-ASI
agar
meningkatkan tingkat konsumsi energi dan zat gizi anak bawah dua tahun
sehingga terpenuhi kebutuhan gizinya dan tidak terjadi stunting. Luaran dari
kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah tersusunnya buku dengan judul
Baduta”,
“MP-ASI tepat & Sehat Bagi
publikasi ilmiah dalam bentuk jurnal dari
hasil kegiatan pengabmas, dan HaKI resep MP-ASI yang telah diuji cobakan di
laboratorium. Metode kegiatan pengabmas berupa pendidikan dan pelatihan
(diklat) mengolah MP-ASI yang dilanjutkan pendampingan di rumah untuk
monitoring dan evaluasi tentang perilaku makan anak (porsi, variasi jenis bahan
makanan, pengolahan, dan kebersihan), serta tumbuh kembang anak (berat badan
dan panjang badan).
Hasil pre test dan post test menunjukkan ada peningkatan pengetahuan
pada ibu setelah diberikan pendidikan dan pelatihan, terbukti dari hasil post test
nilai yang jauh lebih baik dibandingkan nilai pre test. Bayi yang dilahirkan
dengan berat badan normal (60%) dan 30% bayi yang dilahirkan besar (berat
badan >3 kg). Jenis kelamin responden 60% perempuan, 90% ibu melahirkan
normal, ibu yang melakukan Inisiasi Menyusui Dini / IMD (50%), tidak ada ibu yang memberikan MP-ASI dini, serta 60% anak belum lengkap status
imunisasinya. Berat Badan dan Panjang Badan anak tidak ada yang berada di
bawah -2SD, semua berada di rentangan -1SD s/d 1 SD (status gizi baik). Bahan
makanan yang dipilih ibu sudah bervariasi, porsinyapun sudah sesuai serta jenis
makanan yang dipilih ibu sudah berdasarkan pada manfaat makanan bagi tubuh
bayi / anak..
Kegiatan ini perlu dilanjutkan untuk memantau pola makan anak agar
anak mau menerima semua makanan pada tahun 2020, dengan harapan anak
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dengan gizi yang sesuai dengan
tumbuh kembangnya sehingga dapat mencegah terjadinya stunting, karena usia
2-3 tahun merupakan usia yang rentan bagi anak dimana anak sudah bisa
memilih makanan sendiri sehingga perlu kreativitas ibu dalam mengolah
makanan bagi anak balita.
Lampiran
File Abstraksi : [ Unduh ]