Karya Tulis Ilmiah
Informasi Detail koleksi
PERBEDAAN KEMAMPUAN BERKEMIH SETELAH BLADDER TRAINING ANTARA PASIEN USIA DEWASA DAN LANSIA POST OPERASI DENGAN ANESTESI SPINAL DI IRNA BEDAH RSUD NGUDI WALUYO WLINGI
Prodi | : PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN MALANG |
Pengarang | : IQLIMA ALVEIN NAFIISAH |
Dosen Pembimbing | : Sulastyawati, S.Kep., Ns, M.Kep. , Marsaid, S.Kp., M.Kep |
Klasifikasi/Subjek | : , |
Penerbitan | : , Malang: 2018. |
Bahasa | : Indonesia |
PENYIMPANAN | |
Lokasi | : --- |
Jumlah | : 0 |
Abstraksi
ABSTRAK Perbedaan Kemampuan Berkemih Setelah Bladder Training antara Pasien Usia Dewasa dan Lansia Post Operasi dengan Anestesi Spinal di IRNA Bedah RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, Iqlima Alvein Nafiisah (2018), Program Studi D-IV Keperawatan Malang, Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang. Pembimbing utama: Sulastyawati, S.Kep., Ns, M.Kep. Pembimbing pendamping: Marsaid, S.Kp., M.Kep. Kata kunci: Kemampuan Berkemih, Bladder Training, Dewasa, Lansia, Post Operasi, Anestesi Spinal Berkemih merupakan suatu kemampuan mengeluarkan urine dari dalam tubuh. Bladder training merupakan suatu tindakan melatih otot spingter kandung kemih dan otot uretra untuk mengembalikan kemampuan berkemih menjadi normal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat adakah perbedaan kemampuan berkemih setelah bladder training antara pasien usia dewasa dan lansia post operasi dengan anestesi spinal. Metode penelitian ini adalah comparative study dengan desain two group posttest only control group design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah responden 30 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan penilaian kemampuan berkemih. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kelompok dewasa sebagian besar (60%) memiliki kemampuan berkemih baik dan hampir setengahnya (40%) memilki kemampuan berkemih cukup. Sedangkan pada kelompok lansia sebagian besar (67%) memiliki kemampuan berkemih cukup, hampir setengahnya (27%) memiliki kemampuan berkemih kurang, dan sebagian kecil (6%) memiliki kemampuan berkemih baik. Berdasarkan uji Mann Whitney dengan α=0,05 didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang berarti ada perbedaan kemampuan berkemih setelah bladder training antara pasien usia dewasa dan lansia post operasi dengan anestesi spinal. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berkemih pada pasien dewasa lebih baik dibandingkan dengan pasien usia lansia. Saran dalam penelitian ini diharapkan perawat dapat memberikan tindakan bladder training pada pasien yang akan dilepas kateter, dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya yaitu disarankan untuk mengembangkan teknik bladder training yang lain, seperti kegel excercise.