Karya Tulis Ilmiah
Informasi Detail koleksi
Pengaruh Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa Oliefera Lam) Terhadap Nilai Energi, Nilai Gizi, Dan Mutu Organoleptik Pengembangan Biskuit Labu Kuning (Cucurbita moschata)
Prodi | : PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI |
Pengarang | : Leny Ramadhani Permata Sari |
Dosen Pembimbing | : Theresia Puspita, STP, MP |
Klasifikasi/Subjek | : , Snack, biskuit penderita anemia, tepunglabu kuning, tepung daun kelor |
Penerbitan | : , Malang: 2018. |
Bahasa | : Indonesia |
PENYIMPANAN | |
Lokasi | : --- |
Jumlah | : 0 |
Abstraksi
ABSTRAK Leny Ramadhani Permata Sari, 2018 Pengaruh Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa Oliefera Lam) Terhadap Nilai Energi, NilaiGizi, Dan Mutu Organoleptik Pengembangan Biskuit Labu Kuning(Cucurbita moschata)(Kajian Produk untuk Pencegahan Anemia Defisiensi Besi pada Anak Sekolah) Karya Tulis Ilmiah, Program Studi DIII Gizi, Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Malang. Pembimbing: Theresia Puspita, STP, MP Anak usia 5 – 12 tahun dianggap mengalami anemia apabila kadar hemoglobin <12,0 g/dl. Prevalensi anemia gizi besi menurut karakteristik responden di Indonesia pada kelompok umur 5 – 14 tahun adalah 9,4% (Riskesdas, 2007). Prevalensi anemia gizi besi anak 5 – 12 tahun adalah sebesar 29% (Riskesdas, 2013). . Bahan pangan yang dapat dijadikan sumber zat besi (Fe) adalah daun kelor. Bentuk snack yang dipilih adalah biskuit. Pemberian snack diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi khususnya zat besi (Fe) dalam penanganan masalah anemia pada anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan formulasi biskuit untuk snack anak usia sekolah penderita anemia besi dengan proporsi yang tepat dan komposisi zat gizi protein dan zat besi yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental rancangan acak lengkap yaitu pembuatan biskuit dengan subtitusi tepung daun kelor dan tepung ubi jalar kuning dengan variasi P0 (0:100:25), P1 (85:25:15), P2 (80:25:20), P3 (75:25:25)Analisis statistik menggunakan uji Kruskal-Wallis jika hasil menunjukkan ada pengaruh dari indikator mutu warna, aroma, rasa, dan tekstur maka di lanjut ke uji Mann-Whitney pada tingkat kepercayaan 95%. Perlu dilakukan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan prosedur pengolahan daun kelor sehingga dapat menghasilkan biskuit labu kuning dan dengan penambahan daun kelor dengan tidak menimbulkan rasa pahit dan tidak merusak nilai gizi. Untuk memperbaiki rasa biskuit yang cenderung pahit maka diperlukan proses secara enzimatis atau fermentasi pada daun kelor sehingga dapat mengurangi rasa pahit. Kata kunci : Snack, biskuit penderita anemia, tepunglabu kuning, tepung daun kelor, zat besi (Fe), protein, mutu organoleptik.