Karya Tulis Ilmiah
Informasi Detail koleksi
FORMULASI BISKUIT TEPUNG TEMPE DAN TEPUNG DAUN KELOR SEBAGAI MAKANAN PENDAMPING ASI BAGI ANAK USIA 6-24 BULAN UNTUK MENGURANGI KEJADIAN STUNTING
Prodi | : PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI |
Pengarang | : VISTA RAHMA CHOIRUN NISA |
Dosen Pembimbing | : Sulistiastutik dan Theresia Puspita |
Klasifikasi/Subjek | : , Stunting, Tepung Tempe, Tepung Daun Kelor, Biskuit |
Penerbitan | : , Malang: 2019. |
Bahasa | : Indonesia |
PENYIMPANAN | |
Lokasi | : --- |
Jumlah | : 0 |
Abstraksi
ABSTRAK VISTA RAHMA CHOIRUN NISA. 2019. Formulasi Biskuit Tepung Tempe Dan Tepung Daun Kelor Sebagai Makanan Pendamping ASI Bagi Anak Usia 6-24 Bulan Untuk Mengurangi Kejadian Stunting. Pembimbing : Sulistiastutik dan Theresia Puspita. Status gizi merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui keadaan masyarakat. Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tidak maksimal saat dewasa. Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan zat gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Stunting diidentifikasi dengan membandingkan tinggi seorang anak dengan standar tinggi anak pada populasi yang normal sesuai dengan usia dan jenis kelamin yang sama. Anak dikatakan pendek (stunting) jika tingginya berada dibawah -2SD dari standar WHO. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 3 taraf perlakuan yaitu perbandingan tepung terigu : tepung tempe : tepung daun kelor yaitu P1 (74:19:7), P2 (63:28:9), P3 (53:32:15) dengan metode perhitungan isokalori. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa subtitusi tepung tempe dan tepung daun kelor memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, nilai energi, warna, rasa, dan aroma (P>0,05) serta memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kadar abu dan tekstur (P<0,05). Hasil penelitian menunjukkan taraf perlakuan P3 (53:32:15) merupakan taraf perlakuan terbaik dengan nilai eergi teritinggi. Perlu dilakukan perbaikan mutu organoleptik untuk menghilangkan aftertaste pada biskuit. Perisa atau toping dapat ditambahkan untuk membantu menghilangkan aftertaste yang pahit. Sedangkan untuk memperbaiki tekstur biskuit dengan cra mencetak biskuit secara tipis dan dimasukkan wadah yang tertutup rapat. Kata kunci : Stunting, Tepung Tempe, Tepung Daun Kelor, Biskuit