Repository Karya Dosen



Efektifitas NEP (Nutrition Education Program) terhadap intake zat gizi pada pasien DM tipe 2 rawat jalan

The background of this study is based on the increasing incidence of degenerative diseases, especially type 2 diabetes mellitus in the city of Malang.
Kumpulan : Jurnal Ilmiah (Non-Kategori) [Indonesia]
Edisi/Volume : ,
Pengarang : Rany Adelina
Klasifikasi/Subjek : , asupan serat, MUFA, PUFA, dan asam amino lysin
Penerbitan : Poltekkes Kemenkes Malang, Malang: 2018.
Bahasa : Indonesia
PENYIMPANAN
Lokasi : PUSAT-25-A-
Jumlah : 1

Abstraksi

Latar belakang penelitian ini berdasarkan dari meningkatnya insiden penyakit degeneratif, khususnya Diabetes Melitus tipe 2 di kota Malang. Intervensi edukasi gizi rawat jalan yang selama ini berjalan hanya pada penyuluhan di Puskesmas atau Konseling di klinik gizi Rumah Sakit. Oleh karena itu, pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektifitas pendidikan gizi terprogram (NEP) terhadap perubahan intake zat gizi pada pasien Diabetes Melitus tipe 2. Desain penelitian ini merupakan studi quasi-eksperimental menggunakan perbandingan kelompok kontrol-perlakuan. Lokasi penelitian di wilayah Puskesmas Kedungkandang kota Malang, dilaksanakan pada bulan Agustus – Oktober 2018. Total partisipan sebanyak 72 orang dengan diabetes melitus tipe 2 rawat jalan (40 orang perlakuan dan 32 orang kontrol). Intervensi dilakukan dengan memberikan konseling individu intensif selama 50 menit dan pendampingan memasak pada pasien dan keluarga dengan diabetes melitus tipe 2. Hasil yang diukur adalah empat hari dietary records selama 3 hari biasa dan 1 hari libur/weekend selama 24 jam. DR ini digunakan untuk mengukur perubahan intake energi dan zat gizi. Analisis statistik yang digunakan yaitu frekuensi deskriptif dan independent t-test (jika data terdistribusi normal), dan Wilcoxon Mann Whitney U test (jika data tidak terdistribusi normal). Mayoritas penderita DMT2 mengalami obesitas. Hasil asupan serat, MUFA, PUFA, dan asam amino lysin yang lebih tinggi pada kelompok intervensi. Selain itu, asupan natrium yang lebih rendah pada kelompok intervensi. Namun, terjadi kelebihan intake karbohidrat pada kelompok intervensi. Serta, hasil intake asam amino glutamin yang lebih rendah pada kelompok intervensi, yang mana tidak diharapkan.



Lampiran

File Abstraksi : [ Unduh ]